1.
Definisi DID
Berikut
definisi DID dari dalam Ringrose, 2012 :
Dissociative Identity Disorder (or Multiple
Personality Disorder) os characterized by presence of two or more distinct
identities or personality states that recurrently take control of the
individual’s behaviour, accompanied by an inability to recall important pesonal
information that is too extensive to be explained by ordinary forgetfulness. It
is disorder charahterized by identity fragmentation rather than proliferation
or separate personalities (American
Psychiatric Association, 2000, p.519)
DID
merupakan suatu kelainan mental dimana orang tersebut memiliki dua atau lebih
kepribadian (alter) yang saling tidak
mengetahui satu sama lainnya. Mereka sebenarnya hanya memiliki satu
kepribadian, tetapi penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir,
temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang
berbeda-beda.
Kepribadian
tersebut dapat muncul dari cerita, self-image,
dan nama yang berbeda meskipun hanya sebagian yang berbeda dan setiap
kepribadian tidak terikat satu sama lain. Alter
identities terkadang memiliki perilaku yang sangat mencolok satu sama
lainnya seperti jenis kelamin, usia, gaya penulisan, orientasi seksual,
persepsi, berbicara serta pengetahuan umum. Misalnya, suatu alter mungkin lebih
ceria, lembut, santai, serta tidak menunjukan pribadi yang serius, sedangkan
alter yang lainnya merupakan pribadi yang kaku, kasar, dan sangat serius.
Meskipun
penyebab dari DID ini belum jelas, namun para psikolog sependapat jika yang
menyebabkan terjadinya DID secara umum adalah trauma di masa kecil. Gangguan
ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. DID
umumnya disertai dengan sakit kepala, penyalahgunaan zat, fobia, halusinasi,
upaya bunuh diri, disfungsi seksual, perilaku melukai diri sendiri, dan juga
simptom-simptom disosiatif lain seperti amnesia dan depersonalisasi (Scrappo
dkk., 1998)
2.
Faktor penyebab DID
·
Trauma tragis
dalam hidupnya terutama di masa kanak-kanak (umumnya di usia 4 - 6 tahun)
sehingga membuat pribadi yang sangat haus akan kasih sayang dan perhatian.
·
Rasa kesepian
yang sangat mendalam akan mendorong seseorang membuat pribadi yang akan
menemaninya setiap saat.
·
Lingkungan
tempat ia dibesarkan membingungkan dan membuatnya stress yang cukup ekstrim dan
tekanan batin berkepanjangan.
·
Depresi terus
menerus tanpa sebab hingga akhirnya menciptakan karakter lain untuk bisa lari
dari diri sendiri menjadi 'orang lain' yang lebih kuat dan tegar atau malah
mendorongnya untuk bunuh diri.
·
Keadaan keluarga
. Misal , sifat ayah dan ibu yang 180 derajat bertolak belakang antara keduanya
dan sifat-sifat itu menurun pada si anak.
·
Hasil imajinasi
yang semakin menjadi-jadi dan akhirnya out
of control dari kepribadian utamanya sendiri.
3.
Gejala-gejala DID
·
Mengalami
distorsi waktu, ingatan yang hilang. Orang dengan gangguan DID bisa tiba-tiba
menemukan benda-benda yang tidak diketahui dan kemudian tiba-tiba berada di
suatu tempat tanpa ingat peristiwa apa pun yang membuat mereka berada di tempat
tersebut.
·
Menunjukkan
sejumlah masalah perilaku dan emosional yang tidak menentu, kadang sangat baik
atau kadang pula tidak baik.
·
Menunjukkan
gejala yang hampir sama dengan penderita PTSD yakni hypervigilance, flashbacks
pada trauma yang mereka hadapi, mimpi buruk, dan respon berlebih atas
keterkejutan.
·
Emosi tidak
stabil.
·
Mendengar
suara-suara di dalam kepala (delusi)
·
Adanya beberapa
jenis kepribadian dengan kualitas yang berbeda, yakni :
o The host : kepribadian inti yang merupakan kepribadian
normal dari individu tersebut dan berlawanan dengan kepribadian alter. Terdapat 3 jenis alter yakni :
§ Child alter : alter
dengan usia dan sifat kekanak-kanakan.
§ Prescutor
personality : alter yang
menimbulkan rasa sakit pada kepribadian lain dengan terlibat dalam perilaku
merusak seperti memotong diri, membakar, hingga bunuh diri.
§ Protector atau helper
personality : alter yang berfungsi memberikan nasihat kepada kepribadian
lain atau untuk melakukan fungsi kepribadian inti (the host) yang tidak dapat dilakukan, seperti terlibat dalam
hubungan seksual atau bersembunyi dari orang tua yang kejam.
·
Terjadi
peristiwa switching dimana terjadi
pergantian kepribadian baik dari the host
menjadi alter atau sebaliknya.
Hal ini terjadi bila penderita mengingat kembali trauma menyakitkan yang
dialaminya di masa lalu atau bisa juga terjadi bila alter ingin berkomunikasi dengan terapis (Ringrose, 2012).
4.
Pengobatan DID
Penderita
DID sangat mudah dihipnotis, dan diyakini bahwa mudahnya mereka dihipnotis
dimanfaatkan oleh mereka (tanpa disadari) untuk mengatasi stres dengan
menciptakan kondisi dissosiatif yang mirip dengan trance untuk mencegah
munculnya ingatan yang menakutkan tentang berbagai kejadian traumatis (Butler
dkk., 1996). Karena alasan ini, hipnotis umum digunakan dalam penanganan DID,
(Putnam, 1993).
Hipnotis
umum digunakan dalam penanganan DID (Putnam, 1993). Pemikirannya adalah
pemulihan kenangan menyakitkan yang direpres akan difasilitasi dengan
menciptakan kembali situasi penyiksaan yang diasumsikan dialami penderita.
Terapi juga membantu dengan aman menghilangkan proses kenangan yang
menyakitkan, mengembangkan coping, dan keterampilan baru, mengembalikan fungsi
umum tubuh, dan meningkatkan hubungan sosial.
·
Tujuannya adalah
integrasi beberapa kepribadian
·
Setiap
kepribadian harus dibantu untuk memahami bahwa dia adalah bagian diri satu
orang dan kepribadian-kepribadian tersebut dimunculkan oleh diri sendiri.
·
Terapis harus
menggunakan nama setiap kepribadian hanya untuk kenyamanan, bukan sebagai cara
untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang terpisah dan otonom yang tidak
memiliki tanggungjawab secara keseluruhan atas berbagai tindakan orang yang
bersangkutan secara keseluruhan.
·
Seluruh
kepribadian harus diperlakukan dengan adil dan empati
·
Terapis harus
mendorong empati dan kerja sama di antara berbagai kepribadian.
·
Diperlukan
kelembutan dan dukungan berkaitan dengan trauma masa kanak-kanak yang mungkin
telah memicu munculnya berbagai kepribadian.
Tujuan
setiap pendekatan terhadap DID haruslah untuk meyakinkan penderita bahwa
memecah diri menjadi beberapa kepribadian yang berbeda tidak diperlukan lagi
untuk menghadapi berbagai trauma, baik trauma di masa lalu yang memicu
dissosiasi awal atas trauma di masa kini atau yang akan dihadapi di masa
mendatang. Selain itu, dengan asumsi bahwa DID dan gangguan dissosiatif lain
dalam beberapa hal nerupakan respons pelarian dari stress yang sangat berat,
penanganan dapat ditingkatkan dengan mengajarkan pada penderita untuk
menghadapi berbagai tantangan masa kini dengan lebih baik.
Berbagai
bentuk terapi yang dikemukakan oleh para psikiater di antaranya adalah :
·
Terapi obat
bisa meringankan beberapa gejala-gejala co-existing khusus, seperti gelisah
atau depresi, tetapi tidak mempengaruhi gangguan itu sendiri.
·
Psikoterapi.
Terapi ini memang agak sulit dan sangat menyakitkan secara emosional. Karena
orang tersebut mengalami emosional yang tinggi saat ingatan traumanya teringat
kembali selama terapi. Biasanya diperlukan dua sampai satu minggu sesi
psikoterapi yang dilakukan dan ini butuh waktu tiga sampai enam tahun.
·
Terapi psikoanalisis. Terapi ini lebih banyak dipilih. Karena tujuannya
untuk mengangkat represi menjadi hukum sehari-hari dan dicapai melalui
penggunaan berbagai teknik psikoanalitik dasar. Terapi ini menggunakan cara
hipnotis.
·
Terapi restrukturisasi kognitif. Menurut Nijenhuis bahwa prosedur ini bertujuan
untuk membalikkan keadaan dan terapi ini efektif untuk mengubah perpindahan
identitas penderita secara bertahap. Namun terapi ini hanya dapat dilakukan
setelah menemukan kepribadian yang dimilki si penderita. Sebab, penderitanya
tidak pernah menyadari kalau ia memiliki banyak kepribadian yang mungkin
muncul. Kelima DID terintegrasi. Terapi ini menggunakan pendekatan
kompreherensif dengan 9 tahapan, yaitu:
o Tahap Psikoterapi
o Intervensi Preliminary (mendiagnosis kepribadian)
o Pengumpulan informasi detail mengenai latar belakang
masalah penderita
o Menganalis trauma yang dialami klien
o Analisis resolusi
o Integrasi resolusi
o Mempelajari alternatif kemampuan menghadapi masalah
o Tindak lanjut terapi
o Follow-up
DAFTAR PUSTAKA
Ringrose, Jo. L. (2012). Understanding and treating dissociative
identity disorder (or multiple personality disorder). London : Karnac
Books.
LINK VIDEO
Meet the Mother with 20 Personalities - The Oprah Winfrey Show : https://www.youtube.com/watch?v=n2atzoaA2NI
“Inside” Dissociative Identity Disorder : https://www.youtube.com/watch?v=0tITzDjPf4g