Pernahkah kalian mendengar kedua istilah di atas?
Ya, istilah di atas pasti sudah sering kita dengar bila membahas mengenai pola-pola
kepemimpinan. Berikut penjelasan ringkas mengenai kepemimpinan transformasional
dan kepemimpinan transaksional beserta contoh kasus yang ada di Indonesia :
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah pola atau gaya
kepemimpinan yang visioner dan inspirasional karena mampu mengubah tim dan
organisasi dengan membentuk, mengkomunikasikan, dan memberikan visi yang
menginspirasi para anggotanya. Kepemimpinan transformasional dikembangkan
melalui asumsi dasar bahwa pekerja atau bawahannya adalah manusia yang
bersumber daya yang mampu belajar sehingga mengarahkan kapabilitas terbaiknya
dalam kinerja.
Contoh terbaik dari
kepemimpinan tranformasional adalah gaya kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah
Muhammad SAW, dimana beliau dapat membangun dan merubah sistem yang ada di
Mekah – Madinah pada saat itu dari sistem masyarakat yang rusak menjadi sistem
yang manusiawi dan membentuk pribadi pemimpin yang tangguh pada diri para
sahabat yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, dan Usman bin
Affan.
Contoh lain yang ada di
Indonesia adalah :
Analisis kasus :
Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam masa
kepemimpinannya banyak dikagumi dan disukai oleh masyarakatnya bahkan dari
masyarakat luar Bandung. Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa beberapa
mahasiswa yang berasal dari Malaysia datang menemui Ridwan Kamil karena
ketertarikan mereka terhadap gaya kepemimpinan Ridwan Kamil. Hal ini
memperlihatkan bagaimana Ridwan Kamil mampu membangun Kota Bandung dari
berbagai segi, salah satu yang menonjol adalah segi pembangunan yang berkembang
pesat. Selain itu, karakter Ridwan Kamil yang friendly dan sering berinteraksi dengan masyarakat melalui sosial
media menjadi daya tarik tersendiri bagi keberhasilan kepemimpinan Ridwan Kamil
selama menjadi walikota.
Kepemimpinan Transaksional
Pola kepemimpinan transaksional memiliki ciri-ciri
yakni menjanjikan penghargaan untuk kinerja yang bagus, mengakui pencapaian
yang diperoleh, mengamati dan mencari penyimpangan standar, dan merupakan
kepemimpinan laissez-faire dimana dia
melepaskan tanggung jawab dan menghindari pengambilan keputusan.
Contoh kasus :
Analisis kasus
:
Dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang lebih
baik bagi para penderita gangguan jiwa, Bupati Purwakarta mengadakan sayembara
bagi masyarakat untuk menyerahkan para ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) kepada
Pemerintah Kabupaten untuk kemudian diberi reward
senilai 2 juta rupiah, hal ini merupakan salah satu ciri khas gaya
kepemimpinan transaksional dimana diberlakukan imbalan atas kinerja yang sesuai
dengan target.
Sumber :
Adam, N., & Taqra, M. (2015). Transformasi, reformasi & revolusi dalam
kepemimpinan para nabi. X : Krakatau Dragon.
Hartanto, F. M. (2009). Paradigma baru manajemen Indonesia :
menciptakan nilai dengan bertumpu pada kebajikan dan potensi insani. Bandung
: PT Mizan Pustaka.
Judge, T.A., & Robbins, S. P.
(2008). Perilaku organisasi edisi 12.
Jakarta : Salemba Empat.