Selasa, 29 November 2016

Kepemimpinan Tranformasional & Kepemimpinan Transaksional


Pernahkah kalian mendengar kedua istilah di atas? Ya, istilah di atas pasti sudah sering kita dengar bila membahas mengenai pola-pola kepemimpinan. Berikut penjelasan ringkas mengenai kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional beserta contoh kasus yang ada di Indonesia :

Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah pola atau gaya kepemimpinan yang visioner dan inspirasional karena mampu mengubah tim dan organisasi dengan membentuk, mengkomunikasikan, dan memberikan visi yang menginspirasi para anggotanya. Kepemimpinan transformasional dikembangkan melalui asumsi dasar bahwa pekerja atau bawahannya adalah manusia yang bersumber daya yang mampu belajar sehingga mengarahkan kapabilitas terbaiknya dalam kinerja.
Contoh terbaik dari kepemimpinan tranformasional adalah gaya kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah Muhammad SAW, dimana beliau dapat membangun dan merubah sistem yang ada di Mekah – Madinah pada saat itu dari sistem masyarakat yang rusak menjadi sistem yang manusiawi dan membentuk pribadi pemimpin yang tangguh pada diri para sahabat yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, dan Usman bin Affan.
Contoh lain yang ada di Indonesia adalah :
Analisis kasus :
Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam masa kepemimpinannya banyak dikagumi dan disukai oleh masyarakatnya bahkan dari masyarakat luar Bandung. Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa beberapa mahasiswa yang berasal dari Malaysia datang menemui Ridwan Kamil karena ketertarikan mereka terhadap gaya kepemimpinan Ridwan Kamil. Hal ini memperlihatkan bagaimana Ridwan Kamil mampu membangun Kota Bandung dari berbagai segi, salah satu yang menonjol adalah segi pembangunan yang berkembang pesat. Selain itu, karakter Ridwan Kamil yang friendly dan sering berinteraksi dengan masyarakat melalui sosial media menjadi daya tarik tersendiri bagi keberhasilan kepemimpinan Ridwan Kamil selama menjadi walikota.

Kepemimpinan Transaksional
Pola kepemimpinan transaksional memiliki ciri-ciri yakni menjanjikan penghargaan untuk kinerja yang bagus, mengakui pencapaian yang diperoleh, mengamati dan mencari penyimpangan standar, dan merupakan kepemimpinan laissez-faire dimana dia melepaskan tanggung jawab dan menghindari pengambilan keputusan.

Contoh kasus :

Analisis kasus :
Dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para penderita gangguan jiwa, Bupati Purwakarta mengadakan sayembara bagi masyarakat untuk menyerahkan para ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) kepada Pemerintah Kabupaten untuk kemudian diberi reward senilai 2 juta rupiah, hal ini merupakan salah satu ciri khas gaya kepemimpinan transaksional dimana diberlakukan imbalan atas kinerja yang sesuai dengan target.

Sumber :
Adam, N., & Taqra, M. (2015). Transformasi, reformasi & revolusi dalam kepemimpinan para nabi. X : Krakatau Dragon.
Hartanto, F. M. (2009). Paradigma baru manajemen Indonesia : menciptakan nilai dengan bertumpu pada kebajikan dan potensi insani. Bandung : PT Mizan Pustaka.
Judge, T.A., & Robbins, S. P. (2008). Perilaku organisasi edisi 12. Jakarta : Salemba Empat.



KEPEMIMPINAN


Definisi
Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? Hal apa saja yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata “kepemimpinan? Berikut adalah definisi yang saya ambil dari beberapa ahli mengenai kepemimpinan :
Ruky (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungan antarmanusia untuk memengaruhi orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi dengan tujuan agar orang lain tersebut (mungkin seorang atau sekelompok orang) mau melakukan sesuatu dalam usaha untuk mencapai apa yang diinginkan oleh orang yang memengaruhi atau oleh mereka semua.
Adapun menurut Maxwell (dalam Soekarso, 2015) kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan orang lain. Hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Tead (dalam Soekarso, 2015) bahwa kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Sementara menurut Hersey dan Blanchard (dalam Soekarso, 2015) kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Dari beberapa definisi menurut para ahli tersebut, dapat saya simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha untuk memengaruhi individu maupun kelompok melalui proses komunikasi agar individu maupun kelompok tersebut mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan dalam situasi tertentu.

 Jenis-jenis Kepemimpinan
Berikut adalah jenis-jenis kepemimpinan berdasarkan kemampuannya dalam memimpin :
a.         Pemimpin ideologis
Memiliki ciri-ciri kaya dengan visi yang tinggi, mmpu merumuskan gagasan serta visi secara tepat, dapat memengaruhi dan menggerakkan mereka yang dipimpinnya.
b.        Pemimpin organisatoris
Pandai menggerakan orang, dapat menyusun rencana kerja yang jitu, dapat mengatur kerjasama yang efisien.
c.         Pemimpin kharismatis
Mampu menggerakkan orang lain melalui kekuatan pribadi, kehadirannya selalu menimbulkan pesona, selalu ada yang menarik dari dirinya sehingga orang selalu mendengan dan mentaati nasihatnya.
d.        Pemimpin eksemplaris
Mempunyai cara hidup yang menjadi sumber pengaruh dan penggerak yang tidak dapat diragukan, mampu menciptakan irama dan gaya hidup yang mengesankan.

Komponen Kepemimpinan
Menurut Soekarso (2015), terdapat tiga komponen atau aspek yang penting dalam konsep kepemimpinan, yaitu :
a.   Pengaruh : kepemimpinan terjadi karena adanya proses memengaruhi suatu pihak. Pemimpin memengaruhi bawahannya untuk mengikuti ke arah yang diinginkan.
b.    Legitimasi : merupakan adanya pengakuan, pengukuhan, dan keabsahan kedudukan seseorang sebagai pemimpin. Hal ini merupakan posisi formal dari kekuasaan dalam organisasi sehingga bawahan akan dengan sukarela mengikuti arahan dari pemimpin yang mempunyai legitimasi.
c.    Tujuan : seorang pemimpin akan berurusan dengan berbagai tujuan yakni tujuan individu, tujuan kelompok, dan tujuan organisasi.

Sumber
Ruky, A. S. (2002). Sukses sebagai manajer professional tanpa gelar mm atau mba. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Soekarso, & Putong, I. (2015). Kepemimpinan : kajian teoritis dan praktis. Jakarta : Buku&Artikel Karya Iskandar Putong.
Mangunhardjana. (1976). Kepemimpinan. Yogyakarta : Kanisius.