Kamis, 13 Oktober 2016

DEFINISI DAN DIMENSI KOMUNIKASI


1.      Definisi Komunikasi
Dalam mendefinisikan apa itu komunikasi, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai hal tersebut :
Keyton berpendapat bahwa komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses transmisi informasi dan pemahaman umum dari seseorang ke orang lain. Sedangkan dalam sumber lain dikatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pikiran, pesan, atau informasi yang bervariasi bentuknya baik secara tradisional (misalnya radio atau televisi) maupun media modern seperti internet.
Adapun menurut Carl I Hovland, komunikasi adalah proses di mana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Lain hal-nya dengan Lynn dan Turner yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses sosial di mana individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat saya simpulkan definisi komunikasi adalah proses pertukaran pesan dari satu pihak ke pihak lain secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan media baik cetak maupun elektronik, serta menggunakan simbol verbal maupun non verbal untuk menginterpretasikan makna lingkungan sekitar.
2.      Dimensi Komunikasi
Adapun dimensi komunikasi adalah sebagai berikut :
  • Isi
    • Dimensi isi mengandung apa yang menjadi isi dari pesan yang disampaikan. Sebuah pesan atau informasi yang disampaikan dalam komunikasi pasti mempunyai isi atau inti informasi yang nantinya akan diinterpretasikan oleh penerima pesan.
  • Kebisingan
    • Dimensi kebisingan adalah gangguan atau halangan yang menghalangi berjalannya proses komunikasi berupa suara atau bunyi yang tidak dikehendaki sehingga pesan yang terkandung dalam proses komunikasi tidak dapat tersampaikan dengan baik.
  • Jaringan
    • Dimensi jaringan merupakan hubungan sosial yang kompleks di balik hubungan struktural yang formal dalam sebuah kelompok. Hubungan sosial tersebut dapat berupa hubungan antarindividu maupun antarkelompok. Dalam jaringan ini mereka saling berkomunikasi satu sama lain dalam mengkoordinasikan berbagai hal untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Arah
    • Komunikasi dapat mengalir dalam dua arah yakni vertikal dan lateral.
    • Dimensi vertikal terbagi lagi menjadi dua arah yakni :
      • Ke Bawah : komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok ke tingkatan yang ada di bawahnya. Komunikasi dengan arah ke bawah misalnya dalam komunikasi antara atasan dan para pegawai.
      • Ke Atas : komunikasi yang mengalir dari tingkatan bawah dalam satu kelompok ke tingkatan di atasnya. Komunikasi ini misalnya adalah penyampaian aspirasi masyarakat kepada kepala daerah, atau penyampaian pencapaian kerja dari pegawai kepada atasan.
    • Dimensi lateral adalah komunikasi dengan arah horizontal yakni komunikasi antar golongan atau tingkatan yang sama. Misalnya komunikasi antar divisi dalam sebuah organisasi, komunikasi antar manajer pada tingkatan yang sama, dsb.
3.      Peran Psikologi Manajemen dalam Organisasi
Dalam postingan sebelumnya telah dibahas mengenai apa itu organisasi dan kaitannya dengan SDM dan kepemimpinan. Maka dapat kita ketahui bahwa sebuah organisasi merupakan struktur yang kompleks dimana di dalamnya membutuhkan sebuah sistem pengaturan agar organisasi berjalan sesuai tujuan objektifnya.
Maka dapat saya simpulkan bahwa Psikologi Manajemen memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi. Mengapa? Karena Psikologi Manajemen memberi kita dasar teoritis untuk membentuk pola pengelolaan/manajerial yang baik. Dalam Psikologi Manajemen kita akan mempelajari apa dan bagaimana cara mengelola sebuah organisasi untuk mencapai tujuan bersama namun dengan memperhatikan aspek-aspek psikologis dari sumber daya yang ada di dalam organisasi tersebut.

Sumber Referensi :
Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : PT Grassindo.

West, Richard., dan Turner, Lynn. (2008). Pengantar teori komunikasi : analisis dan aplikasi edisi 3. Diterjemakan oleh : Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta : Salemba Humanika.

Suprapto, Tommy M.S. (2009). Pengantar teori & manajemen komunikasi. Jakarta : Media Pressindo.

Robbins, SP., Judge. (2008). Perilaku organisasi 2. Ed 12. Jakarta : Salemba Empat.




Minggu, 02 Oktober 2016

SDM, Organisasi, dan Kepemimpinan

Apa yang muncul di benak kita ketika mendengar 3 kata yang tertera di judul artikel ini? Barangkali banyak jawaban yang muncul di antaranya : perusahaan, manajemen, kantor, karyawan, kerja sama, team work, dan lain sebagainya. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan SDM, organisasi, dan kepemimpinan? Berikut uraian teori dari ketiga hal tersebut :
Uraian Teoritis
Ø  SDM (Sumber Daya Manusia)
*      Definisi

Dikutip dari laman ciputrauceo.net dijelaskan bahwa secara umum, pengertian Sumber Daya Manusia dapat dibagi menjadi dua, yakni :
- SDM makro adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada di sebuah negara.
-          SDM mikro adalah individu yang bekerja pada sebuah institusi.
Masih pada laman tersebut dijelaskan pula beberapa definisi SDM menurut beberapa ahli yakni :
-          Menurut Malayu Hasibuan, SDM merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber daya manusia tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencangkup keseluruhan dari daya pikir dan juga daya fisiknya.
-          Veithzal Rivai mendefinisikan sumber daya manusia sebagai seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda, maka dari itu kemampuan sumber daya manusia yang dibutuhkan pun akan berbeda pada tiap-tiap perusahaan.
Pada laman thebalance.com dijelaskan definisi SDM (human resources) sebagai berikut : “Human resources are people who work for an organization in jobs. In the past, these people, also known as employees in organizations and workplaces, were called personnel. In some organizations, they are still called personnel, manpower, or people.”
Adapun menurut William R. Tracey dalam The Human Resources Glossary mendefinisikan SDM sebagai “The people that staff and operate an organization … as contrasted with the financial and material resources of an organization.”
*      Komponen SDM
Hasibuan (2002) membagi komponen SDM menjadi 3, yaitu :
1.      Pengusaha, adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan.
2.      Karyawan, adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu (sesuai perjanjian). Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan menjadi :
a.       Karyawan Operasional : setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b.      Karyawan Manajerial : setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah.
c.       Pemimpin : seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
*      Pengelolaan SDM
Menurut Sayuti Hasibuan (2000), pengelolaan sumber daya manusia berarti penyiapan dan pelaksanaan suatu rencana yang terkoordinasi untuk menjamin bahwa sumber daya manusia yang ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ø  Organisasi
*      Definisi

Menurut Tossi, Rizzo, dan Carroll (dalam Munandar : 2014), organisasi terdiri dari kelompok orang atau dapat dikatakan juga terdiri dari kelompok-kelompok tenaga kerja (dalam hal organisasi perusahaan) yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasinya.
Dikutip dari laman deanza.edu, organisasi menurut Chaster Barnard adalah :
“An organization is a system of consciously coordinated activities or efforts of two or more persons”
“Organisasi adalah sebuah sistem aktivitas atau usaha yang secara sadar terkoordinasi dari dua orang atau lebih”
*      Dimensi Organisasi
Terdapat 3 dimensi organisasi menurut Tossi, Rizzo, dan Carrol (dalam Munandar : 2014), yaitu :
1.      Kemajemukan (complexity)
Kemajemukan diartikan beragamnya kegiatan, fungsi, pekerjaan dan jumlah lapis dalam organisasi.
2.      Formalisasi (formalization)
Formalisasi megacu pada adanya kebijakan, prosedur, dan aturan yang membatasi pilihan dari para anggotanya. Para anggota diharapkan berperilaku sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan aturan yang berlaku.
3.      Pemusatan (centralization)
Pemusatan berkaitan dengan penyebaran dari daya (power) dan wewenang (authority). Pada centralized organization, daya dan wewenang ada pada kedudukan tinggi dalam organisasi. Pada decentralized organization, hak dan tanggung jawab mengambil keputusan didelegasikan ke tingkat-tingkat lebih rendah dari organisasi.
*      Jenis-jenis Organisasi
Tosi, Rizzo, Carroll membedakan 4 jenis organisasi (Munandar : 2014), yaitu :
1.      Organisasi Mekanistik (OM), adalah organisasi yang formalisasinya tinggi.
2.      Organisasi Organik (OO), adalah organisasi yang formalisasinya rendah.
3. Organisasi Campuran Dominansi Teknologi (OCDT), adalah organisasi yang formalisasi di bidang pemasaran tinggi sementara di bidang teknologi rendah.
4.     Organisasi Campuran Dominansi Pasar (OCDP), adalah organisasi yang formalisasi di bidang teknologi tingggi sementara di bidang pemasaran rendah.
Ø  Kepemimpinan
*      Definisi
Menurut Munandar (2014), kepemimpinan merupakan tema yang populer baik di lingkungan akademis maupun masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun yang paling sempurna.
Menurut Gary Yukl (dalam Soekarso : 2010), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bennis dan Nanus (1985) melihat perbedaan yang mendasar antara manajemen dan kepemimpinan :

-          To manage, berarti to bring about, to accomplish, to have of or responsibility for, to conduct.
-          Leading, berarti influencing, guiding in direction, course, action, opinion.
Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen lebih berhubungan dengan efisiensi. Bennis mengatakan bahwa pemimpin do the right things, sedangkan manajer do the things right.
*      Komponen Kepemimpinan
Terdapat tiga komponen penting dalam kepemimpinan (Soekarso : 2010), yaitu :
-   Pengaruh : kepemimpinan adalah pengaruh, dimana kepemimpinan terjadi karena adanya proses pengaruh. Pemimpin harus mampu mempengaruhi bawahan untuk mengarah pada tujuan yang diinginkan.
-          Legitimasi : pengukuhan/pengesahan kedudukan pemimpin.
-    Tujuan : pemimpin harus berurusan dengan berbagai tujuan yaitu tujuan individu, tujuan kelompok, dan tujuan organisasi.
Keterkaitan SDM, Organisasi, dan Kepemimpinan
Bila dilihat dari uraian teoritis di atas, maka dapat kita lihat keterkaitan antara SDM, organisasi, dan kepemimpinan. Adapun menurut pendapat saya, keterkaitan antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam sebuah organisasi tentu terdapat unsur-unsur pembangun sebuah organisasi yang mana di dalamnya terdapat sekumpulan orang yang kita sebut sebagai SDM. Sebuah organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya satu unsur kepemimpinan sebagai fungsi komando serta penggerak dan anggota sebagai fungsi kepengurusan. Kepemimpinan merupakan aspek yang harus dimiliki seorang pemimpin agar ia dapat mengoptimalkan SDM yang ada dalam sebuah organisasi sehingga tercipta organisasi yang ideal yang mampu mencapai tujuan bersama.
Contoh yang Ada di Indonesia
*      CT Corp
CT Corp merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang industri di Indonesia yakni keuangan, media dan hiburan, serta gaya hidup. CT Corp merupakan merek yang merepresentasikan nama dan karakter Chairul Tanjung, direktur utama perusahan tersebut. Sejak berdiri pada tahun 1987 (saat itu masih bernama Para Group), CT Corp terus berkembang hingga akhirnya kini mempunyai beberapa anak perusahaan yakni Bank Mega, Bank Mega Syariah, Mega Life, Trans TV, Trans 7, TransVision, Carrefour.
Chairul Tanjung sebagai pemimpin dari perusahaannya, yang bisa kita sebut sebagai organisasi, mampu memperlihatkan aspek kepemimpinan dalam dirinya yang dibuktikan dengan berkembangnya CT Corp dari awal berdiri hingga menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Dalam berjalannya perusahaan tersebut tentu didukung oleh SDM di dalam CT Corp yang bergerak bersama di bawah kepemimpinan seorang Chairul Tanjung.

Sumber :
Munandar, A S. (2014). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : UI-Press.
Soekarso, A. S., Putong, I., & Hidayat, C. (2010). Teori kepemimpinan. Penerbit Mitra Wacana Media : Jakarta.

Sumber gambar :
images.google.com