Kamis, 26 Maret 2015

SLC+ dan SLC Cafe



TUGAS SOFTSKILL PENGANTAR KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN 
"SLC+" dan "SLC Cafe"


Oleh :
Kelompok 1 (1PA11)

Athalia Phebe Hermanda
Rissa Septiani Mulyana
Rusma Desinta
Tiara Syifa Fadhillah
Vernanda Fajriati

 
A.    LATAR BELAKANG
Anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia, khususnya di wilayah terpencil yang masih jauh dari jangkauan pendidikan inklusif, sangat membutuhkan adanya lembaga yang peduli dengan pendidikan untuk golongan tersebut. Dewasa ini, anak-anak berkebutuhan khusus yang tinggal di desa kurang mendapat perhatian karena keterbatasan fasilitas pendidikan inklusif, hal ini biasanya menjadikan anak-anak tersebut dikucilkan dari lingkungan sehingga mereka tidak dapat berkembang dengan baik.
Kami mempunyai konsep kreatif untuk membuat sebuah lembaga dengan program membina anak-anak berkebutuhan khusus di pedesaan. Anak-anak tersebut akan diberikan pendidikan sesuai kebutuhan masing-masing. Kami mendapatkan modal dari cafe yang kami kelola dengan konsep meningkatkan kesehatan psikis masyarakat. 30% dari keuntungan cafe yang kami kelola akan kami gunakan untuk lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, kami akan mengajak berbagai lembaga di bidang yang  berkaitan untuk bekerja sama mengadakan berbagai sosialisasi untuk masyarakat pedesaan mengenai berbagai gangguan psikologis agar masyarakat awam lebih mengetahui bagaimana cara penanganan yang tepat untuk gangguan psikologis.

B.     KONSEP KREATIF
1.      Produk
·         SLC Cafe dan SLC+
*Ket : SLC = Special Love for Children
2.      Person
·         Sasaran :
o   Anak-anak berkebutuhan khusus di pedesaan wilayah Jawa Barat.
o   Masyarakat pedesaan di wilayah Jawa Barat.
·         Pengelola :
o   Relawan yang  berpengalaman di bidang psikologi dan pendidikan : berperan sebagai pendidik di SLC+.
o   Donatur : berperan sebagai pemberi donasi bagi berjalannya program SLC+.
·         Lembaga-lembaga pendukung :
o   HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia)
o   Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
o   KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
o   BPOM (BadanPengawas Obat dan Makanan)
3.      Press
·         Motivasi
o   Menyebarkan semangat pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di pedesaan.
o   Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai gangguan psikologis beserta penanganan yang tepat.

·         Dampak
o   Positif :
                                                            1.         Pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di pedesaan terpenuhi dengan baik.
                                                            2.         Masyarakat awam menjadi lebih mengerti tentang gangguan psikologis.
                                                            3.         Meningkatkan kesehatan psikis masyarakat.
o   Negatif :
                                                                     1.         Bila kami mengalami kegagalan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, masyarakat akan semakin skeptis terhadap cara-cara ilmiah untuk menghadapi gangguan psikologis
·         Prediksi
SLC+ dan SLC Cafe akan memiliki cakupan wilayah yang lebih luas apabila keberhasilan kami dalam membantu dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus mendapat apresiasi dari banyak pihak dan bertambahnya jumlah donatur.
·         Faktor
o   Pendukung
                                                                     1.         Kerjasama antar unsur-unsur pendukung seperti relawan, donatur, masyarakat, dan lembaga pendukung lainnya.
                                                                     2.         Dana yang mencukupi.
                                                                     3.         Manajemen yang baik dalam mengatur dana dan relawan.
                                                                     4.         Peran media sosial dalam mempublikasikan program yang kami miliki.
o   Penghambat
                                                                     1.         Perlu waktu yang lama untuk mengumpulkan dana, donatur, relawan, dan izin.
                                                                     2.         Tidak semua relawan memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus.
                                                                     3.         Sulitnya mengubah paradigma masyarakat tentang anak-anak yang berkebutuhan khusus.
                                                                     4.         Tidak semua daerah bisa dijangkau karena keterbatasan infrastruktur.
·         Antisipasi kegagalan
o   Menyaring relawan yang kompeten untuk dijadikan tenaga pendidik di SLC+.
o   Melakukan pendekatan yang bersahabat kepada masyarakat mengenai program yang akan kami jalankan.
o   Berusaha semaksimal mungkin menjangkau daerah-daerah terpencil.
4.      Proses
·         Kami sebagai pengelola menanam investasi awal untuk pembangunan SLC Cafe.
·         Membuat proposal pengajuan dana kepada calon donatur bagi SLC+.
·         Membangun SLC Cafe yang pertama di Kota Bandung.
·         Mengadakan open recruitment untuk tenaga pengajar (relawan).
·         Mempublikasikan SLC+ dan SLC Cafe melalui berbagai media kepada masyarakat.
·         Bila donasi perdana untuk SLC+ telah memadai, kami akan menentukan daerah-daerah yang akan kami jadikan tempat untuk mendirikan posko SLC+.
·         Pada program SLC+, kami menyebar para relawan ke berbagai daerah tersebut selama 2 minggu dan berlangsung rutin setiap bulan. Para relawan di sana mengadakan kegiatan edukatif serta sosialisasi mengenai berbagai gangguan psikologis kepada masyarakat.
·         Setiap bulannya, 30% dari penghasilan SLC Cafe dikumpulkan untuk mendanai SLC+.
·         Mengadakan rapat setiap 3 bulan yang dihadiri para donatur SLC+ serta pengelola untuk mengevaluasi jalannya program yang berlangsung.